Satu lagi novel yang membuat butir-butir air dalam mataku jatuh. Novel "AYAH" oleh Andrea Hirata.
Berceritakan
kisah seorang lelaki yang sangat mencintai seorang wanita "Marlena"
yang memanggilnya purnama kedua belas. Bertahun-tahun dia menjaga
cintanya dari SD hingga berakhir di lianglaha. Namun, marlena justru
sebaliknya tak pernah terperih oleh cinta lelaki itu. Sebut saja sabari,
ia memiliki karakter pantang menyerah, penurut , kuat dan seperti
namanya, sabar.
Marlena dibesarkan oleh
seorang ayah yang lugas juga tegas. Sikap marlena bisa dibilang sangat
pembangkang, ia selalu keluar malam yang setiap malamnya di bawa oleh
lelaki yang berbeda. Hingga suatu hari ayahnya, Markoni menemukan
anaknya tengah hamil diluar nikah. Marah..sangat marah markoni kepada
anaknya itu.
Sabari terusik akan berita itu.
Hingga ia yang selalu mengiming-imingi untuk jadi pendamping marlena,
kini terwujud. Ia rela bertanggung jawab menjadi ayah dari anak yang di
kandung marlena tersebut. Marlena dan sabari pun menikah.
Setelah
anak yang dikandung marlena lahir, sabari yang selalu merawatnya.
Marlena semakin menjadi-jadi, ia jarang pulang sehari, seminggu,
sebulan, bahkan setahun. Seperti namanya, ia tetaplah sabari yang selalu
sabar menerima kenyataan. Ia tidak begitu sedih marlena pergi, asalkan
tidak di pisahkan oleh anaknya, yang bernama zorro.
Zorro,
di besarkan oleh sabari dengan kekayaan sastra yang di turunkan oleh
ayahnya dulu, seorang guru bahasa indonesia. Ya..zorro di besarkan oleh
puisi-puisi dan cerita yang dilanturkan sabari setiap malam menjelang
tidur. Zorro sangat senang mendengar ayahnya berpuisi.
Hingga suatu hari marlena datang membawa seorang lelaki
Yang tentunya membuat hati seorang sabari sakit. Namun, itu tidak lebih sakit dibandingkan lena mengambil zorro darinya.
Hingga
suatu hari, sabari membawa zorro ke suatu taman. Duduk di kursi yang
indah pemandangan.. beberapa menit kemudia marlena datang bersama lelaki
yang katanya org suaminya dan langsung merampas zorro dari gendongan
sabari sambil bergunjing ria.
Hari-hari
sabari yang dilalui tanpa zorro bagaikan raga tanpa jiwa. Sabari terasa
sakit di pisahkan oleh anak yang selalu ia puisikan ketika menjelang
tidur.
Pada intinya.. akhir dari novel
tersebut sangatlah menguras hati alias sedih.. Betapa sakit sekaligus
tegarnya seorang ayah (sabari) dipisahkan oleh zorro (anaknya ) dan
betapa kuatnya ia mencari alamat marlena hingga diujung dunia sekalipun.
Hingga akhirnya sabari dan zorro pun bertemu dan mereka bahagia
bersama.
Komentar
Posting Komentar